Sebagian orang tentu pernah mengalami keracunan, khususnya keracunan makanan. Keracunan makanan ini bisa terjadi dan disebabkan oleh beberapa kasus tertentu. Keracunan bisa juga terjadi pada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.Keracunan makanan seringkali menimbulkan rasa sakit di perut.
Gejalanya bisa saja meliputi kram, mual, muntah, diare, dan bahkan disertai demam. Jika gejala-gejala keracunan tersebut dibiarkan terus-menerus, maka seseorang mungkin saja mengalami dehidrasi serius.
Penyebab dari kasus keracunan sendiri bisa bermacam-macam, tetapi pada umumnya kasus keracunan makanan disebabkan oleh bakteri dan mikroorganisme yang terkandung dalam makanan. Umumnya, bakteri dan mikroorganisme tersebut diakibatkan karena bahan makanan telah terkontaminasi pestisida dan tidak dimasak secara baik dan benar.
Dalam metode penanganan keracunan makanan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui makanan apa yang telah dikonsumsi selama 48 jam terakhir. Dan bahkan, proses keracunan ini bisa saja terjadi lebih cepat atau bahkan sangat cepat.
Seseorang yang mengalami keracunan makanan sebaiknya segera mendapatkan pertolongan, apalagi jika gejalanya adalah nyeri dada, shock, dehidrasi berat, kebingungan, dan kesulitan dalam melakukan penalaran. Sedangkan untuk gejala shock sendiri memiliki beberapa gejala seperti napas cepat, kulit pucat, menggigil dan gemetar. Dehidrasi berat dapat terlihat ketika seseorang mengalami pusing, kelelahan, mulut kering, air liur lengket, mata cekung, dan jantung yang meningkat.
Untuk kondisi keracunan makanan yang sifatnya ringan atau kecil yang ditandai dengan muntah dan diare, perawatan dapat dilakukan di rumah saja. Beberapa cara perawatannya adalah:
Jangan Mengkonsumsi Makanan Padat
Jika seseorang yang keracunan makanan mengalami mual dan muntah, maka sangat tidak disarankan untuk memberikan makanan-makanan padat. Akan lebih baik jika penderita diberikan cairan saja, secara sedikit demi sedikit namun dengan frekuensi yang sering atau teratur.
Seseorang yang mengalami keracunan makanan sebaiknya segera mendapatkan pertolongan, apalagi jika gejalanya adalah nyeri dada, shock, dehidrasi berat, kebingungan, dan kesulitan dalam melakukan penalaran. Sedangkan untuk gejala shock sendiri memiliki beberapa gejala seperti napas cepat, kulit pucat, menggigil dan gemetar. Dehidrasi berat dapat terlihat ketika seseorang mengalami pusing, kelelahan, mulut kering, air liur lengket, mata cekung, dan jantung yang meningkat.
Untuk kondisi keracunan makanan yang sifatnya ringan atau kecil yang ditandai dengan muntah dan diare, perawatan dapat dilakukan di rumah saja. Beberapa cara perawatannya adalah:
Jangan Mengkonsumsi Makanan Padat
Jika seseorang yang keracunan makanan mengalami mual dan muntah, maka sangat tidak disarankan untuk memberikan makanan-makanan padat. Akan lebih baik jika penderita diberikan cairan saja, secara sedikit demi sedikit namun dengan frekuensi yang sering atau teratur.
Hal ini sangat penting agar seseorang tidak mengalami dehidrasi. Namun, pastikan bahwa penderita tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang terlalu manis dan berkafein.
Konsumsi Susu
Susu sangat dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang mengalami keracunan makanan. Pasalnya, susu akan berfungsi sebagai penetralisir yang membantu mengeluarkan kandungan-kandungan racun dari dalam tubuh secara berkala. Namun, perlu diingat bahwa susu tidak boleh diberikan pada sesorang yang memiliki gangguan intoleransi laktosa.
Berikan Makanan Halus Setelah Mual dan Muntah Berhenti
Jika seseorang yang mengalami keracunan makanan sudah bisa toleransi terhadap cairan, maka disarankan untuk mulai memberikan makanan-makanan ringan yang sifatnya polos, lembut, atau mudah dikonsumsi.
Konsumsi Susu
Susu sangat dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang mengalami keracunan makanan. Pasalnya, susu akan berfungsi sebagai penetralisir yang membantu mengeluarkan kandungan-kandungan racun dari dalam tubuh secara berkala. Namun, perlu diingat bahwa susu tidak boleh diberikan pada sesorang yang memiliki gangguan intoleransi laktosa.
Berikan Makanan Halus Setelah Mual dan Muntah Berhenti
Jika seseorang yang mengalami keracunan makanan sudah bisa toleransi terhadap cairan, maka disarankan untuk mulai memberikan makanan-makanan ringan yang sifatnya polos, lembut, atau mudah dikonsumsi.
Namun, pastikan bahwa mual dan muntahnya memang sudah benar-benar hilang atau mereda. Makanan yang sifatnya ringan dan polos akan lebih mudah dicerna dan diterima oleh perut, tentunya dalam porsi kecil saja. Makanan-makanan tersebut contohnya roti, gandum, kentang, sereal, dan nasi.
Jika ternyata gejala-gejala keracunan makanan terus berlanjut dan tidak membaik, sebaiknya segeralah menghubungi dokter atau petugas medis yang ahli dalam hal ini. Biasanya, dokter akan segera memberikan obat-obatan anti muntah guna mengatasi mual dan muntah yang disebabkan karena keracunan makanan.
Selain itu, dokter mungkin juga akan memberikan obat diare dan obat demam sebagai langkah antisipasi lanjutan dalam kasus keracunan makanan. Diharapkan, pemberian obat anti muntah dan anti diare ini dapat segera menghentikan penderitaan pasien.
Jika ternyata gejala-gejala keracunan makanan terus berlanjut dan tidak membaik, sebaiknya segeralah menghubungi dokter atau petugas medis yang ahli dalam hal ini. Biasanya, dokter akan segera memberikan obat-obatan anti muntah guna mengatasi mual dan muntah yang disebabkan karena keracunan makanan.
Selain itu, dokter mungkin juga akan memberikan obat diare dan obat demam sebagai langkah antisipasi lanjutan dalam kasus keracunan makanan. Diharapkan, pemberian obat anti muntah dan anti diare ini dapat segera menghentikan penderitaan pasien.
Dan jika gejala keracunan makanan tidak berhenti dan bahkan terus berlanjut, maka dokter akan memberikan cairan infus melalui intravena sebagai langkah terakhir.
- See more at: http://www.perempuan.com/read/mengatasi-keracunan-makanan#sthash.2QSEK05Q.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar