Pekerjaan lagi hectic, suasana kerja kurang menyenangkan dan diperparah dengan omelan bos. Pernahkah Anda mengalami hal serupa? tentunya ini sangat sering terjadi.
Bos adalah atasan kita, orang yang harus kita patuhi, dan perintahnya harus kita segera kerjakan, Namun, sudah melaksanakan tugas dengan maksimal tapi si bos selalu ngomel, dan seringkali di depan teman-teman kerja.
Tentu perasaan emosi, malu, bersalah menjadi satu. Jika Anda mengalaminya, ada baiknya jika Anda mengikuti tips berikut agar bos tidak terlalu sering mengomel lagi.
1. Fokus
Tips pertama agar bos tidak terlalu sering mengomel adalah cari tahu poin utama yang disampaikan bos saat mengomel. Hindari merasa sakit hati ketika ada kata-kata yang membuat kuping terasa panas. Fokuslah inti utama yang menjadi keinginan bos. Sekali lagi tidak perlu merasa sakit hati. Kalau perlu catat saja poin penting yang Anda tangkap saat bos sedang mengomel.
2. Berpikir Positif
Ketika bos mengomel, tentu saja ada kata-kata yang kurang menyenangkan yang masuk hati sehingga menjadi sakit hati. Hindari merasa bahwa Anda orang paling malang di dunia. Saat dia berkata yang tidak menyenangkan, anggap saja Anda seperti sedang di ospek di kampus saat menjadi mahasiswa baru. Tidak perlu merasa terluka. Cukup fokus pada poin penting yang disampaikan.
Anggaplah bahwa sebetulnya bos ingin menyampaikan hal yang baik untuk pekerjaan saya, dengan memberi tahu kekurangan saya agar saya menjadi pribadi yang lebih baik hanya saja bos kurang pandai dalam menyampaikan pesan tersebut dengan baik, sehingga dia hanya mengetahuinya dengan cara mengomel. Dengan begitu, Anda akan merasa lebih damai saat diomeli.
3. Inisiatif
Agar frekuensi bos mengomel berkurang, lakukan inisiatif setelah mencatat poin penting yang diinginkan si bos. Kalau perlu cari tahu yang biasanya diminta si bos dan persiapkan lebih awal dari yang biasanya. Sehingga saat si bos hendak meminta, Anda sudah siap. Terhindar deh dari omelan.
4. Cari penyebab sering mengomel
Jika tugas yang Anda lakukan sudah sesuai prosedur, tapi bos tetap saja mengomel cari tahu penyebabnya. Contohnya, ketika bos minggu ini sebentar-sebentar mengomel, padahal minggu kemarin tidak, Owh ternyata si bos sedang datang bulan. Anda pun bisa memaklumi karena itu kodratnya perempuan. Bisa juga si bos lagi ada masalah dirumah dan terbawa hingga ke kantor. Lakukan saja empati dengan cara tidak perlu merasa emosi saat diomeli bos.
5. Evaluasi diri
Pernahkah Anda mendengar, ada asap pasti ada api? Ya bisa jadi bos mengomel karena Anda melakukan kesalahan secara berulang tapi tidak memperbaiki diri menjadi lebih baik. Untuk itu lakukan evaluasi diri, bisa jadi Anda kurang disiplin dalam bertugas, sering datang terlambat atau yang lainnya.
6. Hindari emosi menurunkan totalitas kerja anda
Diomelin bos memang cukup mengganggu pikiran. Rasa emosi pasti juga berkecamuk dalam diri. Enggan bekerja, malas berangkat kantor menjadi dampaknya. Akibatnya bukannya membuat hati senang tapi malah kena omelan bos lagi.
Untuk itu hindari merasa emosi berlebihan hingga berdampak menurunkan kinerja anda. Bangkitlah. Fokus pada pekerjaan Anda, lakukan yang terbaik. Lakukan action. Dengan mengalihkan emosi ke pekerjaan akan membuat Anda tidak terlalu fokus dengan kata-kata pedas yang di ucapkan bos.
7. Mengetes kemampuan
Kalau Anda sebelumnya tidak pernah diomeli bos, Anda juga telah melakukan yang terbaik seperti yang bos inginkan tapi tiba-tiba akhir-akhir ini bos sering mengomeli Anda, maka bisa jadi sang bos sedang mengetes Anda seberapa bagus tingkat professional kerja Anda jika bekerja dibawah tekanan. Beberapa atasan memilih cara ini saat ingin meningkatkan jabatan karyawannya. Jika berhasil melaluinya, kenaikan jabatan ada di genggaman Anda.
- See more at: http://www.perempuan.com/read/ketika-bos-sering-mengomel#sthash.H9RDxqAt.dpuf7. Mengetes kemampuan
Kalau Anda sebelumnya tidak pernah diomeli bos, Anda juga telah melakukan yang terbaik seperti yang bos inginkan tapi tiba-tiba akhir-akhir ini bos sering mengomeli Anda, maka bisa jadi sang bos sedang mengetes Anda seberapa bagus tingkat professional kerja Anda jika bekerja dibawah tekanan. Beberapa atasan memilih cara ini saat ingin meningkatkan jabatan karyawannya. Jika berhasil melaluinya, kenaikan jabatan ada di genggaman Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar